pivot62.com

pivot62.com – Pada Rabu, 19 Juni, kunjungan kenegaraan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara mendapat perhatian yang signifikan, khususnya dari China, karena dikhawatirkan akan mempengaruhi keseimbangan geopolitik di kawasan. Pertemuan penting antara Putin dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menghasilkan beberapa kesepakatan, termasuk penandatanganan “kemitraan strategis komprehensif”.

Kekhawatiran China

Menurut Liu Dongshu, asisten profesor dan pengamat politik China, Beijing cemas bahwa perjanjian baru tersebut dapat memperkuat kapasitas militer Korea Utara, termasuk program nuklir dan misilnya. Liu menyatakan, “China berupaya mengontrol situasi di Korea Utara dan mencegah eskalasi, namun juga tidak menginginkan kehancuran total negara tersebut.”

Dinamika Hubungan Internasional

Hubungan yang semakin erat antara Rusia dan Korea Utara, termasuk bantuan militer Korea Utara kepada Rusia dalam konfliknya dengan Ukraina, menambah kekhawatiran Beijing. Dikabarkan bahwa sejak September tahun lalu, Korea Utara telah mengirim lebih dari 10.000 kontainer berisi 260.000 metrik ton amunisi ke Rusia, meskipun kedua negara membantah klaim tersebut. Hal ini dipandang oleh Beijing sebagai risiko yang dapat mengganggu keseimbilan kerja sama mereka dengan Korea Utara.

Pembahasan dan Implikasi

Selama kunjungan tersebut, Putin juga memberikan hadiah berupa sepasang anjing Pungsan kepada Kim Jong Un. Pertemuan itu juga terjadi di tengah eskalasi ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Edward Howell, dosen politik dari Universitas Oxford, menekankan bahwa meskipun kunjungan Putin memperkuat hubungan Rusia-Korea Utara, China tetap menjadi topik utama dalam diskusi. “Rusia sangat menyadari bahwa China memiliki peran lebih kritis dibandingkan mereka bagi Korea Utara, terutama dalam konteks pengaruh geopolitik,” ujar Howell.

Ketergantungan Geopolitik

Liu menambahkan bahwa baik Korea Utara maupun Rusia tidak memiliki kapasitas untuk mengabaikan peran China, mengingat ketergantungan mereka pada dukungan yang diberikan oleh negara tersebut. Hubungan antara Korea Utara, Rusia, dan China telah lama menjadi fondasi penting dalam dinamika kekuatan regional di Asia Timur.

Kunjungan ini menyoroti dinamika yang kompleks dan perubahan yang terjadi dalam hubungan internasional di kawasan, dengan China, Rusia, dan Korea Utara semua bermain dalam tatanan kekuatan yang sensitif dan saling tergantung.